Wednesday, May 14, 2008

Menjawab Permasalahan Berbangsa

Dalam kaitan untuk memenuhi kebutuhan bagi keberadaan dan pengembangannya, manusia atau kelompok manusia baik dalam tingkatan suku bangsa maupun bangsa saling bersepakat untuk membentuk komunitas sampai dalam bentuk bangsa. Sebagai kontak social 1) maka dalam upaya mempertahankan komunitas tersebut pada umumnya membuat ikatan-ikatan seperti halnya cita-cita atau tujuan bersama. Intensitas dari ikatan-ikatan itulah yang pada wujudnya akan menggambarkan atau sebagai factor penting kuat dan kurang kuatnya suatu bangsa. Dalam masalah ini bentuk ikatan yang paling menentukan selain cita-cita bersama atau tujuan nasional adalah idiologi yang digunakan sebagai filisofi dasar untuk mengejar bagi terwujudnya cita-cita yang telah ditentukan.
Bagi bangsa Indonesia dari keduanya yaitu cita-cita atau tujuan nasional dan idiologi negara secara jelas telah tertuang dalam konstitusi yaitu pada alenia 4 Pembukaan UUD 1945. sebagai tujuan nasional ditetapkan adanya 4 sasaran yang ingin dicapai dan diupayakan oleh pemerintah (bersama seluruh masyarakat) yaitu pertama melindungi segenap bangsa dan tanah tumpah darah Indonesia; kedua, mencerdaskan kehidupan bangsa; ketiga, meningkatkan kesejahteraan umum dan keempat, ikut serta dalam pemeliharaan ketertiban dunia berdasarkan perdamaian abadi dan keadilan sosial. Sedangkan sebagai idiologi negara menetapkan Pancasila sebagai dasar negara 2).
Dalam upaya mengejar cita-cita atau tujuan nasional tersebut baik pemerintah maupun seluruh lapisan masyarakat berupaya untuk mewujudkan melalui penggarapan seluruh aspek kehidupan berbangsa dan bernegara yang mencakup idiologi, politik, ekonomi, sosial budaya, hukum, lingkungan, pertahanan dan keamanan dan ketertiban masyarakat 3). Dilapangan segala bentuk upaya tersebut tentu saja menghadapi berbagai dinamika akibat berbagai pengaruh baik dari dalam maupun dari luar negeri yang berbentuk ancaman, tantangan ataupun kendala dan hambatan yang tentu situasinya pun sangat berfariasi mulai dari tingkat rendah sampai tinggi atau bahkan membahayakan bagi eksistensi atau kelangsungan hidup bangsa dan negara.
Sejauh komitmen untuk mewujudkan cita-cita berbangsa tersebut masih ada maka tentu saja segala bentuk ancaman, tantangan, kendala dan hambatan tersebut harus dijawab atau diselesaikan. Selain itu tidak kalah pentingnya adalah bagaimana merancang bangun masa depan bangsa dan negara baik dari sisi bentuk atau figure yang diinginkan serta kinerjanya yang memiliki tolok ukur yang jelas termasuk dalam lingkungan kehidupan bersama negara-negara lain di dunia.


No comments: